03 September, 2009

Traveling Sumatera Barat : Mantan Gua adalah Seorang Psikopat!

Mungkin di cerita ini gua mau nyeritain asal muasal hobi backpacker. Yaitu pada saat gua dikhianati seorang perempuan.

Untuk yang belum tahu apa itu backpacker. Sebenernya sama aja seperti traveling ke suatu tempat, tapi kegiatan ini biasanya dilakukan oleh orang yang "sangat kekurangan dana", arti lainnya orang kere tapi pengen jalan-jalan :p. Dia ga memperhatikan di mana dia akan tinggal, bahkan di taman-pun bisa saja. Tapi, biasanya orang yang backpacker mereka lebih memilih untuk meminta bantuan akomodasi kepada komunitas backpacker lain. Bisa di dalam negri atau luar negri.

Hidup itu selalu menyenangkan jika kita mengeluarkan sedikit, dengan hasil melimpah, kan? Nah, dari pengalaman kurang menyenangkan dikhianati seseorang inilah akhirnya gua suka berpergian seperti ini.
---
MANTAN GUA SEORANG PSIKOPAT!
  
Gua punya mantan di Jogja. Dia berparas cantik, juga handal mengemudikan mobil. Kemahiran mengemudinya suatu hari ditunjukkan dengan mengantarkan gua dari Jogja - Bandung dalam waktu 8 jam!. Tanpa henti, dan dengan kecepatan yang ... (lo akan terheran-heran dengan wujudnya sebagai perempuan, tapi mengendarai kendaraan bak supir bus yang tidak takut mati!).
Waktu itu karena gua ga dapet tiket kereta pulang ke Bandung. Akhirnya dia menawarkan diri mengantar ke Bandung dengan mobil. Beberapa kali dia memaksa, gua selalu menolak. Sampai akhirnya gua pun luluh dan memperbolehkannya mengantar gua ke Bandung.
_____________________________________________________________
(Bandung)
Dia sempat tinggal di kosan selama beberapa hari. Karena merasa nggak enak dengan penjaga kosan. Akhirnya gua mutusin menyewa sebuah hotel di daerah Dago untuk tempat dia menginap beberapa hari di sini. Tanpa disangka, gua dapat kamar nomor 208. Angka 208 mungkin adalah angka kramat untuk kita berdua. 208 adalah nomor kosan dia di Jogja, 208 adalah nomor belakang HP gua, 208 adalah nomor plat mobil dia, dan kali ini kita dapat kamar hotel nomor 208.
---
Setelah seminggu lamanya dia di Bandung. Dia meminta izin kembali ke Jogja dengan mengendarai mobil sendirian. Jujur, gua gak bisa tinggalin dia seperti itu, apalagi saat itu sudah malam. Dalam keadaan gua yang sedang demam tinggi saat itu, gua pun memaksakan menemaninya sepanjang perjalanan Bandung - Jogja. Perjalanan selama 10 jam itu adalah sebuah perjalanan yang diwarnai dengan kegembiraan, yang gak akan pernah gua lupain sampai kapan pun.
---
Gua adalah seseorang yang keras, dan selalu ingin "mendominansi" setiap hubungan yang gua jalani. Walaw begitu, jauh dalam watak yang keras ini. Gua adalah seseorang yang akan terus ada dan selalu melindungi orang yang gua sayang kapan pun itu.
--- 
Suatu ketika kita terlibat pertengkaran di telepon. Di akhir pembicaraan, dia berkata "Aku ga mau ketemu kamu lagi, ini terakhir kalinya kamu bicara sama aku!!". Telepon pun diputus. Gua coba berkali-kali telepon kembali, tapi ga diangkat. Karena cemas terjadi apa-apa, akhirnya gua pun bergegas ke Jogja saat itu juga.
Waktu itu jam 12 malam. Dengan perasaan gelisah, gua berusaha mencari kendaraan ke Jogja saat itu juga. Kendaraan umum di Bandung tidak beroperasi 24 jam, dan tujuan pertama gua adalah Stasiun KA Hall Bandung. Gua pun terpaksa berjalan kaki menuju stasiun selama satu jam. Gua masuk ke dalam Stasiun yang sepertinya sudah tutup itu. Tak selang beberapa lama gua baru menapakkan kaki di dalam, seorang satpam menegur, dan membentak gua agar segera keluar. Karena jam operasional KA baru dibuka kembali pukul 5 pagi, dan tidak ada pemberangkatan kereta lagi sekarang.
Melalui pengusiran itu, gua pun keluar stasiun, dan mencari alternatif lain ke Jogja, bus. Saat itu gua tetap mencoba meneleponnya kembali, tetapi tetap, dia tidak pernah mengangkat lagi. Saat itu pun gua segera ke terminal Cicaheum Bandung. Karena tidak ada kendaraan umum lagi di daerah itu. Dan dengan berbekal uang seadanya gua memaksakan diri memberhentikan sebuah taxi menuju terminal.
Hari semakin pagi, sesampainya gua di teminal. Gua pun segera masuk dan mencari sebuah bus yang bisa mengantar gua menuju Jogja. Bus ekonomi jurusan Solo lah yang masih tersisa. jika saja bus itu berangkat, berarti gua harus menunggu sampai jam 8 pagi, untuk pemberangkatan bus berikutnya.
---
Perjalanan selama 12 jam itu dipenuhi dengan rasa lelah, dan penat yang amat sangat. Lelah, karena semakin siang keadaan bus semakin penuh sesak oleh penjual dan penumpang yang memadati bus. Penat, karena ga ada yang bisa gua lakuin, selain duduk tenang.
---
Gua punya suatu alasan kuat, kenapa gua harus khawatir dengan cewek gua ini. Setiap kali kami bertengkar hebat. Dia selalu mengancam akan bunuh diri. Oleh karena itu, pada saat dia bilang "Aku ga mau ketemu kamu lagi, ini terakhir kalinya kamu ketemu aku!". Gua rela melakukan apa pun untuk memastikan semua baik-baik saja. Gua sayang dia..
Gua tau keluh kesahnya selama ini. Gua tau.. Di luar dari asal keluarganya yg amat sangat berkecukupan, gua tau dia gak bahagia. Naluri seorang laki-laki adalah melindungi seseorang yang paling disayanginya. Itu pula pasti bakal gua lakuin ketika gua punya keluarga kelak.
---
Dalam hubungan tidak sehat tersebut gua banyak melakukan pengorbanan, bahkan kuliah gua pun terkatung-katung. Mengingat kuliah gua di jurusan geologi dipenuhi field trip dan eskursi setiap mata kuliahnya. Maka gua harus bisa me-maintain antara kuliah dengan waktu bersama pacar. Yang pada akhirnya pacar lah yang selalu gua dahulukan.
---
Jam 4 sore gua sampai di Jogja. Gua coba hubungi dia. Gua coba SMS bahkan telepon, tetapi tetap tidak pernah ada balasan lagi..Dalam situasi ini gua ga mau berfikir buruk, gua tetap berusaha berfikir positif.
Gua ambil bus dari ring road menuju Gejayan tempat dia tinggal. Pada saat itu gua terpaksa ga makan, dan minum untuk menghemat ongkos. Gua putuskan segera ke kosan dia di sekitar kampus UGM, Karang Gayam.
---
Sesampainya di sana. Gua mengetuk pintu. Alangkah terkejut gua, ketika dia membuka pintu!. Tangan dan kaki nya penuh dengan goresan benda tumpul dan kulit putih halusnya sekarang terlapisi sisa-sisa tanah basah yang mulai mengeras menutup luka di tangannya.
Dia menggores-goreskan tangannya dengan garpu, dan menutupi lukanya dengan tanah basah sehingga infeksi. Gua shock?! gua merasa bersalah sama dia.
---
Gua segera mengelap tangan dia yang mulai membengkak dengan air bersih, dan pergi ke warung terdekat untuk membeli antiseptik. Bergegas gua obati luka dia dengan seksama. Gua suruh dia tidur, sambil gua basuh lukanya, sambil gua bersihkan sisa-sisa tanah yang ada di tangannya dan gua berikan antisepti ke lukanya. Melihat kondisinya yang seperti ini gua semakin iba. Tapi, gua yakini, gua semakin sayang dia dan berjanji melindunginya dari apa pun. Termasuk dari watak keras gua selama ini.
---
Tidak seperti biasa, ketika gua di Jogja, gua selalu menginap di kontrakan sepupu di sekitar situ. Tapi khusus kali ini. Setelah mendapat izin dari penjaga kosan. Gua rela tidur, di sebuah kursi rotan di depan kamarnya yang bernomor 208 itu... Untuk menjaga supaya tidak ada hal buruk lagi terjadi.
---
Seminggu penuh gua merawat dia. Melihat dia lebih baikan, gua memutuskan untuk kembali lagi ke Bandung, karena gua punya tanggung jawab lain kepada kedua orangtua.Untuk menyelesaikan studi gua.
---Beberapa bulan kemudian
Seiring dengan intense-nya kegiatan di kampus. Gua mengurangi kepergian ke Jogja untuk sementara waktu. Tidak ada maksud untuk tidak perhatian, tetapi di sisi lain gua juga harus fokus di kuliah gua. Mendadak, suasana inilah yang gua rasakan mulai terasa aneh.
Dia mulai bersikap over. Sesuai dengan janji gua, gua mulai mengendalikan diri dari sikap keras kepala gua. Gua selalu memberikan saran terbaik, berusaha untuk sering ke Jogja, dan bersikap tenang apabila ada pertengkaran.
Tapi, gua ga tau kenapa. Tiba-tiba dia amat sangat protektif, bahkan dia memulai dengan larangan yang tidak masuk akal. Yang pada suatu titik menyebabkan pertengkaran hebat terjadi.
Gua bilang ke dia. Gua minta izin bertemu orang tua di Depok, karena sudah 6 bulan ini gua ga pulang ke rumah.
Gua coba beri penjelasan ke dia dengan kepala dingin. Gua ke sana untuk bertemu orang tua, karena mereka kangen.
Kemudian dia memberi suatu pilihan : "PILIH ORANG TUA, ATAU DIA MATI..."
_________________________________________________________________
Gua mencoba saran teman meyakinkan dia untuk bertemu dengan orangtua di Depok, tapi ternyata dia marah dan kita mulai bertengkar lagi. Melihat kondisi yang semakin tidak sehat itu gua akhirnya memutuskan untuk rehat dulu. Mencoba memikirkan apa yang terbaik untuk hubungan kita ke depan, dan saling introspeksi dahulu satu dengan lain.
---
Masa-masa rehat adalah masa-masa sulit antara hubungan gua dengan dia. Sehari ga mendapat kabar dari dia. Untuk gua adalah sebuah siksaan berat. Tapi karena keputusan itu dibuat oleh gua, maka gua harus menelan pahitnya juga.
--- Seminggu kemudian
Rasa pusing, penat, bercampur aduk dalam pikiran gua. Sesaat setelah gua pulang berenang di Sabuga suatu sabtu sore. Perasaan kangen yang amat sangat tiba-tiba muncul, sampai akhirnya gua pun tak tahan untuk meng-SMS dia.
Gua : "Gimana kabar kamu? Kamu sehat kan?"
A : "Aku sehat"
Gua : "Syukurlah kalau begitu, aku seneng nggak ada apa-apa sama kamu. Aku minta maaf kejadian kemarin ya"
A : "Ok"
Gua : "Kamu kenapa?, kok balasnya singkat?"
A : "Aku lagi di Bukit Tinggi, sama temen cowokku. Sori, tapi kamu SMS di saat nggak tepat. Aku lagi di rumah keluarganya. Dia lebih baik daripada kamu, dan kita sudah temenan lama."
Bukan mainnya gua shock membaca SMS itu!. Di saat gua kangen, dan terus memikirkan, dia, malah jalan dengan cowok lain selama ini.
---
Gua murka. Ga bisa terbayang bagaimana bingungnya gua waktu itu. Tanpa pikir panjang gua langsung cari penerbangan ke Padang, jam 7pm gua keliling Bandung mencari travel agent yang masih buka, yang bisa menyediakan tiket untuk penerbangan hari minggu ke Padang.
Nihil..
Semuanya sudah tutup jam 5 tadi. Putus Asa, baliklah gua ke kosan.
---
Di kosan, gua berusaha menelepon berbagai maskapai murah. Sayangnya karena besok hari minggu dan penerbangan murah telah full-booked. Maka hanya tersisa penerbangan mahal.
Setelah gua cek tabungan, uang yang tersisa hanya untuk membeli tiket dan gua ga tau, "Apakah sisanya bisa untuk tinggal di sana?" Karena gua ga punya kerabat, sodara, bahkan gua ga tau akan tinggal di mana nanti.
Nekatlah gua booking tiket via ATM, setelah mendapat struk pemberangkatan. Gua pun siap-siap tidur untuk penerbangan langsung jam 11 siang dari Jakarta. Gua beli return ticket untuk penerbangan hari minggu dan balik hari rabu.
---Bandara Minangkabau
1,5 jam penerbangan dari Jakarta, cukup membuat gua bosan. Ga ada yang bisa gua lihat selain hamparan awan, dan bentangan laut luas. Tapi, semuanya tergantikan, setelah bertemu dengan dia di Padang..
---
Sesampainya di bandara. Gua pun meng-SMS dia.
Gua : "Aku ada di Bandara Minangkabau sekarang. Aku pergi ke Bukit Tinggi sekarang. Aku mau ketemu kamu"
(15 menit gua menunggu balasan dia.)
A : "Ngapain kamu di sana? Aku lagi sama temen cowokku di "Jogja" lagi jalan-jalan sama keluarganya. Ok, selamat jalan-jalan aja di sana.."
---
Gua hancur dapet balasan SMS seperti itu dari dia. Perlu diketahui, gua sama sekali nggak punya kerabat di Padang, bahkan teman sekali pun. Gua belum tau akan tinggal di mana, makan-minum gimana?. Sebersik pikiran menjadikan bandara ini tempat tinggal gua sampai rabu.
Perasaan yang tadinya senang, sekarang hancur. Rasanya ingin memukul seseorang. Gua sungguh murka, dikhianati seperti ini. Pada saat gua ingin menyampaikan maaf ke dia. Dia berlaku seperti itu.. Dia sekarang dengan seorang laki-laki lain di Jogja, dan meninggalkan gua di Padang sendirian.
--- 2 jam kemudian
Gua ga bisa seperti ini terus. Dengan perasaan kesal. Gua dengan besar hati menerima "Semoga dia bahagia dengan orang itu.. Mungkin.. Mungkin bukan dengan gua...". Ini saat yang paling menyakitkan dari hubungan gua dengan dia. Dan gua akan terus mengingat kejadian di kota Padang ini. Di sini gua telah meninggalkan hati dan semua perasaan terhadap dia. Terhadap seorang perempuan yang kapan pun gua bakal terus merawat dia, bagaimanapun kondisi dia. Walaupun lewat doa..
---
Kejadian 2 tahun lalu masih tetap terngiang-ngiang di pikiran gua. Sekarang gua di Bandung. Biarlah hari-hari gua di Padang sebagai bagian dari lembaran hidup gua. Lembaran hidup, bahwa gua pernah mempunyai orang yang sangat berarti buat gua.
---
Akhirnya gua menyerah, ini jalan yang paling baik. Dan untuk membuat dia menyesal telah meninggalkan, gua, mengirim email ke dia berisi perjuangan gua selama di Padang.
---
ISI EMAIL DARI GUA BUAT DIA 
Kamu ingat kata-kata terakhir ketika di Jogja sebelum kamu antar aku ke stasiun Tugu, "Sayang, aku mimpi beberapa ini, kita ga bakal bertemu lagi?". Kemudian kita berpelukan, dan kamu bilang "jangan bilang itu, Yang?".
 

Tapi sadarlah jika sekarang semuanya benar terjadi.
 

Semuanya sedikit berubah, aku banyak menyadari kesalahan-kesalahanku. Semua prilaku burukku. Dan semua yang telah aku lakukan ke padamu.
 

Aku tunjukin bahwa aku benar-benar sayang dengan kamu dengan pergi ke Padang. Tanpa tahu apa-apa tentang daerah yang akan aku tuju.
 

Jam Gadang, itu yang selalu ada di dalam pikiranku, setelah tau kamu di Bukittinggi.
 

Aku tidak punya siapa-siapa di sana?. Hanya bermodalkan sedikit uang, dan kenekatanku untuk bertemu kamu, hanya kamu.
 

Aku ingin tunjukin ke kamu, aku sayang kamu. Aku mau berubah, ya, aku ingin berubah.
 

Aku bohong ke kamu, aku ga tinggal di rumah temenku, aku ga punya siapa-siapa di sana.
 

Dengan uang seadanya aku pun cari penginapan. Dekat dengan tempatmu. Ololadang.
 

Hotel Hangtuah, jalan Pemuda No.1 Padang. Aku menginap selama 2 hari.
 

Hari senin, tanggal 1. Dengan modal kenekatanku, aku pergi ke Bukittinggi.
 
Aku benar-benar ingin lihat Jam Gadang, aku kangen banget sama kamu. Ga ada yang bisa ngobatin kangenku selain pergi ke tempatmu, dan melihat jam tersebut. Walaw aku berharap bukan jam tesebut yang aku lihat, kamu.
 

Bukittinggi : Di bawah hujan deras saat itu, aku tetap pergi tanpa tahu di mana jam Gadang itu.
 

Angkot merah nomor 13, itulah yang membawa aku ke jam tersebut.
 

01:13pm aku sampai di jam tersebut. Orang-orang di sekitar jam berteduh karena hujan semakin lebat.
 

Tapi, Yang. Cuma aku satu-satunya orang yang rela melihat jam tersebut tanpa berteduh di manapun.
 

Walaw tahu kamu tidak akan datang, aku tetap menunggu di sana sampai jam 3:18pm. Aku basah kuyub. Lapar, dan lelah.
 

Aku ga cukup uang untuk makan di sana, aku ga makan dari hari minggu. Setiap kali makan aku hanya mengandalkan makanan yang disajikan gratis sebagai sarapan di hotel.
 

Jam 3:47pm aku pun kembali ke Padang.
 

Sesampainya di Hotel Hang Tuah, aku menahan sakit, pusing, dan mualku dan laparku selama perjalanan.
 

Aku jatuh sakit, seharian berusaha menunggu kamu di jam Gadang, tanpa ada hasil (walaw aku tahu aku tidak akan bertemu kamu di sana). Pulang dengan rasa lelah dan penat. Tapi aku sangat bersyukur, aku masih bisa bertahan hidup walaw tidak dengan bantuan siapa-siapa.
 

Akhirnya, aku berusaha senang dengan sahabatmu di sana yang kamu pilih.
 

Dan temanku Nova dan Rani.BCA, dia saksi perjuanganku mencari kamu di sana.
 

Ada SMS aku ke Nova dan Mbak.Rani BCA, yang masih aku simpan sampai sekarang :
 

--- 
Rani BCA
+6285622511xx
 

Ga apa-apa mbak. Mungkin dia udah dapet yang lebih baik dari saya. Namanya juga berkorban. Ga ap-apa saya aja yang mundur. Tadi saya SMS dia saya udah di Padang, dianya ga peduli.
--- 

Nova 
+6281296306xx
 

Gua, ga apa-apa IPK gua buruk semester ini dan kemarin. Yang penting buat gua, dia sehat, dan semoga orang yang dekat dengan dia sekarang bisa terus ngerawat dan ngejaga dia. Yang tidak pernah bisa gua berikan.
---
 

Setelah aku kirim SMS tersebut, semuanya berubah. Aku berusaha melupakanmu. Walaw sulit. Aku rela mundur, dengan segala angan-anganku kepadamu.
 

Aku tidak pernah bisa menjadi yang terbaik. Aku berusaha tapi tidak pernah bisa.
 

Dalam jelang waktu 2 minggu ke depan akan banyak yang berubah. A, aku tidak bisa memanggilmu, sayang lagi.
 
Ketika, kita bertemu nanti, kita tidak bisa seperti dulu lagi.
 

Semua mimpiku menjadi kenyataan "Sayang, aku mimpi berhari-hari ini, kalau kita ga bakal ketemu lagi?". Kemudian kita berpelukan, dan kamu bilang "jangan bilang itu, Yang?".



Ini adalah gambar yang sempat gua ambil lewat kamera HP di bawah derasnya hujan
---
Dari awal cerita dikhianati seorang perempuan inilah gua menjadi suka berkunjung ke suatu tempat mencari sesuatu yang menarik, walaw hanya sendiri. Karena hanya orang baiklah yang buat gua bisa bertahan selama di Padang. Berinteraksi dengan masyarakat dengan adat baru, adalah suatu keunikan tersendiri yang belum pernah gua dapetin ketika gua seorang "silent boy" dulu.


--


Quoted pandu : hatiku bukanlah hati perempuan yang seluas samudera, tapi hatiku hanyalah hati seorang laki-laki yang keras seperti kerikil, tapi ketika hancur, maka tak mungkin untuk mengembalikannya lagi..

11 komentar:

Shapydolls mengatakan...

kereenn... keren.... kaya cerita di pelem!!!

Andhika Panduwinata mengatakan...
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
Anonim mengatakan...

hah sampai segitunya yak pengorbanan cinta?? tapi kan ada manfaatnya jadi suka backpacker-an :)
salam bekpeker ^^

Anonim mengatakan...

saluuute...

don't try so hard, d'best things come when u least expect them too...

Unknown mengatakan...

wow. just wow...!!

Unknown mengatakan...

juaaancuuuukkkk (ungkapan wong jawa timur) boy lapo ngono, cinta bukan untuk mejadi gila....

.......salam sehat kawan menanti hari pertemuan bersama .........

- dHiTa - mengatakan...

Sabar ndu...
Pria baik akan mendapatkan wanita baik, begitu pula sebaliknya.

Jadi jangan lama2 sakit hatinya, liat kanan kiri atas bawah, buka hati lo, pasti nanti lo akan mendapatkan yang terbaik buat lo.

Ingat yang terbaik buat lo bukan berarti yg menurut lo baik. :)

Anonim mengatakan...

gila lo ndu, coba cowok gw kayak lo..bakalan seneng gw!

semoga lo dapet cewek yang lebih segala2nya dari cewek lo sebelumnya..

hmm soal quote, tau darimana lo hati cewek seluas samudra?

hehhehehe ^__^

Mehdia mengatakan...

Ngakak baca cerita ini. hahahaaa
Padahal saya berniat cari info soal sumut, sumbar, aceh. Nemu link ke sini.

Aku bisa tanya-tanya gak mas soal ke padang. By email, Ym ato apa gt. Mau backpack ke sana april nanti soalnya.
Thx

Siska Amelia mengatakan...

Wah inspiratif banget ceritanya. Keren!! Jarang lhoo ada orang kayak situ
Kapan bisa ketemu orang kayak kamu ya kak /om/mas/pak(?) huhu

Anonim mengatakan...

ga jauh beda sm pcar gue :')

Posting Komentar