22 Oktober, 2010

Traveling Malaysia (Kualalumpur) : Lamanya Perjalanan Ini..

Di awal-awal perjalanan tidak banyak hal menarik terjadi. Gua berfikir, dengan perginya gua, paling tidak dapat melepas seluruh penat atas berbagai kejadian yang terjadi selama beberapa minggu ini.

Beberapa minggu sebelum keberangkatan, banyak permasalahan tiba-tiba datang tak terduga. Diawali dengan permasalahan tunggakkan pembayaran tagihan yang dilakukan oleh sepupu gua, hingga masalah peminjaman uang yang dilakukan oleh seseorang. Dia berjanji akan segera mengembalikan, akan tetapi pada saat berangkat, uang tersebut sama sekali belum dikembalikan.

Di sini gua belajar sesuatu. Jangan pernah mengorek-ngorek uang traveling, di luar dari konteks yang berhubungan dengan "jalan-jalan". Apalagi meminjamkannya. "Itu kesalahan besar?!".

"Ya, benar. Gua harus memutar otak bagaimana caranya bisa traveling dan bertahan hidup dengan uang Rp.700ribu dan sebuah kartu kredit untuk beberapa minggu ke depan !".


-- 8 Oktober 2010

Keberangkatan pesawat ke KualaLumpur dijadwalkan pukul 6 pagi itu. Dari KL lah nantinya gua akan melanjutkan perjalanan menuju Macau pada keesokkan harinya. Destinasi gue dalam perjalanan ini antara lain.

8 Oktober 2010      : Bandung --> KualaLumpur
9 Oktober 2010      : Kuala Lumpur  --> Macau
13 Oktober 2010    : Macau --> Bangkok
25 Oktober 2010    : Bangkok --> Singapura 
26 Oktober 2010    : Singapura --> Bandung

Perjalanan padat (demi mendapat banyak cap) melintasi Asia Tenggara dan Timur tersebut akan diselesaikan selama 18 hari, terhitung sejak keberangkatan tanggal 8 Oktober hingga 26 Oktober 2010.

----

Dalam bisnis penerbangan murah. Ada satu hal yang jangan terlalu kalian harapkan : kenyamanan.

Perasaan khawatir mulai meliputi seketikanya gua masuk ke dalam pesawat. Perasaan itu muncul pada saat gua melihat interior pesawat yang terlihat tidak jauh berbeda seperti interior bus kota ; Jok lusuh, engsel kursi rusak, hingga sampah yang tidak dibersihkan.

Melihat kondisi dalam pesawat yang mengerikan seperti ini. Jelas membuat gua berharap, semoga sekrup sayapnya masih terpasang..

(kursi rusak)
--

  
(sampah belum dibersihkan)
--

 
(jok lusuh)

( Note : Saat mengambil gambar di atas, beberapa awak kabin selalu memperhatikan gerak gerik gua sambil bertanya pertanyaan yang sama berulang kali, "Sedang apa, pak?"..)

-----

KL menjadi pemberhentian pertama gua sebelum melanjutkan perjalanan ke Macau keesokan harinya. Butuh waktu 5 jam untuk gua bisa sampai ke KL-Sentral dari LCCT. Gua meluangkan waktu di Bandara, mencari berbagai kemungkinan termurah untuk bisa sampai ke Sentral.

Beberapa hari sebelumnya gua mencoba menghubungi seorang kenalan yang berprofesi sebagai jurnalis di KL. Gua mengirim SMS, " Apa kabar? Saya berencana pergi ke KL hari jumat ini. Mungkinkah kita bisa bertemu di Bandara?". Beberapa jam kemudian dia membalas, "Diusahakan, tapi tidak janji."

"Meminta bertemu" sebenarnya hanyalah akal-akalan gua saja. Maksud terselubung adalah mencari tumpangan ke Sentral.

Selama kurang lebih dua jam setelah landing, gua pun menyibukkan diri dengan buku catatan dan kalkulator di tangan. Mengkonversi perbedaan kurs adalah hal yang langsung gua lakukan setibanya di bandara. Setelah mendapat harga terbaik di salah satu tempat penukaran mata uang, hal berikut yang dilakukan adalah survey kendaraan termurah menuju Sentral. Setelah mencari, hanya ada satu bus murah bernama Aerobus yang membawa gua ke Sentral dengan harga 8 RM one-way, 1 atau 2 RM lebih murah dari bus lain yang serupa.

Pada saat sedang mencari bus itu lah, tiba-tiba gua mendapat SMS yang membuat gua tersenyum ..

"Pandu, di mana? Saya mau pergi ke rumah sebelum Jumatan. Jika kamu masih di Bandara mungkin kita bisa bertemu. nanti saya jemput untuk makan siang di rumah. Boleh?".

(Hanya orang tolol menolak tawaran tersebut)

--

KL itu seperti ibarat anak muda yang sedang belajar mempersolek diri. Sangat mudah menemukan tempat-tempat di sekeliling kota yang sedang "dipermak" untuk kepentingan wisata. Jika membandingkan dengan Jakarta, bagaimana membandingkannya gua sendiri ga tahu, kita tertinggal cukup jauh..

Kota ini berusaha menampilkan "kesan" keseberagaman hidup antara satu ras dengan ras lainnya kepada pendatang..

Indonesia memiliki lebih dari 500 suku dan ras yang tersebar dari Sabang hingga Merauke, tetapi semua tetap menggunakan bahasa persatuan, yaitu bahasa Indonesia.

Sedang keberagaman yang terlihat di sana adalah keseberagaman yang dipaksakan. Ketika kita melihat mereka berbaur dalam satu tempat yang sama, sebenarnya mereka hanya berinteraksi antar sesama rasnya saja. Mereka tidak benar-benar berbaur seperti yang kita lihat.

Orang India menggunakan bahasa Hindi, orang Cina menggunakan Mandarin, sedang orang Melayu menggunakan Melayu. Di sinilah gua pikir kekacauan sedang terjadi. Mereka benar-benar berdiri sendiri, tanpa ada wadah berupa bahasa persatuan yang mempersatukan mereka. Bahasa yang mereka gunakan untuk komunikasi antar ras adalah, bahasa inggris.. ("Bahasa inggris??!!")

--

Diliat dari style berpakaian, banyak perempuan di sini mengenakan baju kurung. Tapi bagi mereka yang tidak menggenakannya. Mudah sekali menemukan mereka yang "berselera rendah" dalam berpakaian.

Bahkan menurut gua, cowok-cowok Malaysia itu tuh, baik dandanan maupun mukanya. "Sumpah mirip Tukul!".

--

KL Sentral adalah hub utama menuju KualaLumpur. Di sini terdapat berbagai lajur rel termasuk KLIA Ekspres, KLIA Transit, KTM Intercity, KTM Komuter, Putra LRT, dan KL Monorail. Dengan semua sistem rel yang terintegrasi di satu tempat ini kita bisa dengan mudah menuju berbagai tujuan di berbagai tempat.

Selain kereta, di Sentral pula terdapat hub transportasi lainnya juga, semisal bus kota, mobil hotel maupun taksi.

  
KL-Sentral 

--

Tidak banyak yang gua lakukan di Sentral selain menunggu waktu malam tiba. Seorang ibu paruh baya yang akan menjadi host gua, meminta gua datang ke rumahnya sepulangnya bekerja jam 8 malam nanti. Selain itu gua juga ada rencana ketemu teman gua di KLCC jam 7 malam nanti.

Waktu sekarang menunjukkan pukul 2 siang. Itu artinya lebih dari 6 jam gua harus mencari kesibukan sendiri.

Dengan ransel padat yang dibawa ke sana ke mari jujur membuat gua tidak leluasa berjalan.. Semakin jauh melangkah, semakin keringatan pula jadinya.

Sembari menunggu, gua pun memutuskan untuk duduk di sebuah kursi panjang yang menghadap pendingin sambil menulis jurnal sepanjang waktu.

Menghadap pendingin sangat membantu saat keringetan di awal-awal, tapi setelah beberapa saat, kepala gua mulai terasa kaku dan mati rasa..

--

Pertemuan dengan Mr.Bhagwan di Mandarin Hotel KLCC malamnya, adalah pertemuan kedua kalinya gua dengan beliau.

Beliau adalah seseorang pria keturunan India-Malaysia yang dulu sempat gua host bersama dengan teman gua Ilman di Bandung.

Banyak yang terjadi selama 4 bulan terakhir. Tapi dia tetap dalam kesehajannya sebagai seorang bapak yang penuh dengan nasehat bijak kepada gua.

Bhagwan datang bersama dengan temannya, Josephine. Di adalah seorang pemilik sekolah TK di negara bagian Selangor. Selain itu, dia pula merangkap sebagai guru di sekolah tersebut.

Dalam suatu kesempatan, Josephine memancing pembicaraan yang menyerempet ke masalah TKI, serta hubungan politik antara kedua bangsa.

Jujur, gua paling malas ngeladenin pembicaraan macam begitu.

Konteks pembicaraan tersebut sangat tidak tepat dibicarakan pada saat kita sedang bertemu teman lama.

Mengetahui Josephine berasal dari Selangor. Gua pun mencoba mengorek informasi tentang lokasi tempat dia tinggal."Kalau kamu tinggal di Selangor, berarti dekat Bandara dong?". Dia menjawab, "Benar, rumah saya dekat Bandara, 30 menit perjalanan dengan mobil". Gua kembali bertanya, "Besok saya akan ke Macau, apakah mungkin kita bisa bertemu lagi sebelum saya berangkat?".

--

Ketika mengajukkan pertanyaan terakhir, tangan gua bersilang. Gua berharap dia menjawab, "Saya ada waktu".

Dalam keadaan berhemat dan tidak punya uang waktu itu. Dorongan untuk meminta bantuan kepada orang lain sangatlah besar dibandingkan dorongan gua untuk makan. Gua harus berhemat dengan sejumlah uang yang gua punya untuk 3 minggu mendatang..

Apapun akan gua lakukan demi mendapat tebengan ke Bandara.. Walaw itu artinya gua harus mempermalukan diri sendiri..

Di sini gua merasakan suatu kebanggaan tersendiri dibandingkan orang-orang Indonesia yang kebetulan sedang berpergian ke KL saat itu. Mindset gua bukanlah bagaimana cara mengambil foto dengan angle yang tepat di hadapan menara kembar untuk di-upload di facebook. Melainkan, mindset yang terbentuk adalah adalah "Bagaimana caranya survive selama beberapa minggu ke depan dengan mengandalkan orang-orang yang berada di sekitar gua?".

Di sinilah gua menemukan"asik"-nya survival macam begini!.

--

"Bisa!. Bagaimana jika besok kita bertemu di Bukit Jalil jam 12 siang? Saya akan mengajak kamu ke restoran favorit saya, sebelum kita ke bandara. Nanti saya yang bayar", Jawab Josephine.


KL Magnificent!!!. Gua bertemu orang-orang Luar biasa! Mereka memperlakukan gua sempurna, walaw baru pertama kali bertemu..

Hal serupa jelas akan gua berikan, pada saat mereka mengunjungi Bandung suatu ketika..

-------

Mencari rumah host adalah pekerjaan yang susah-susah-gampang. Selesainya bertemu Mr.Bhagwan dan Josephine jam 21:30 di Suria. Gua lalu melanjutkan perjalanan ke daerah Maluri.

Petunjuk gua hanyalah secarik kertas yang sempat gua print, bertuliskan :

--

Dear Pandu Here's my address

DIRECTIONS:

From KL International Airport take a bus (after customs check-point take lift to 2nd floor and go across to next building - then go to ground floor where bus station is)
- there's the ERL (train) but its a bit costly.
Both the bus or ERL goes to KL Central terminal.

OR

If you come with Airasia - take bus to KL Central.

AND

*From KL Central take RAPID bus No. B112 (KL Central-Maluri) direct to my place (RM1.00)- Ask bus driver to drop you at 2nd bus stop along Jalan --- (pronounced as ---). Get down & cross the road and walk along Lorong --- until you see Jalan --- my house is no -- from --- junction.

OR

Take taxi from anywhere in the city - taxi with meter (about RM10 - RM15)
(Tell them you are going to Jalan ---) - from Jalan --- follow above direction.
OR
Take LRT (Ampang Line train) to Maluri Station, then walk 20 minutes to my place.
 
ADDRESS:

Jalan --- No --- off Jalan ---- Kuala Lumpur Federal Territory,
Malaysia

---

Sesuai dengan apa yang tertulis di kertas. Gua harus mengambil LRT (Light Rail Transportation), semacam kereta dalam kota, dan turun di stasiun Maluri.

 Klik untuk perbesar : Rute KLCC menuju Maluri ditandai dengan tanda panah

-- Lamanya perjalanan ini..

Waktu menunjukkan pukul 22:30 setibanya gua di stasiun Maluri. Semenjak kepergian dari Bandung hingga sekarang gua sama sekali belum istirahat. Perasaan ingin tidur mengalahkan rasa haus dan lapar yang sedang gua alami saat itu.

Gua kembali membaca secarik kertas petunjuk jalan menuju rumah host gua.

Tiba-tiba gua terdiam beberapa saat, setelah membaca sebuah baris bertuliskan..

...Take LRT (Ampang Line train) to Maluri Station, then walk 20 minutes to my place... 

"Hah!! Harus jalan 20 menit lagi!!."

Mental dan fisik gua sangat berontak pada saat itu. Namun tidak ada pilihan lain selain terus berjalan..

--

Mencari alamat seseorang di tengah malam adalah suatu kesalahan. Terbatasnya pandangan akan papan petunjuk jalan membuat kita harus bekerja ekstra membaca alamat jalan agar tidak tersasar lebih jauh..

Setelah 30 menit berjalan dan tidak menampakkan hasil. Gua pun memutuskan untuk kembali ke stasiun Maluri, dan bertanya dengan petugas di sana.

Di sini gua sedikit shock, ketika seluruh pegawai maupun satpam stasiun sepakat menjawab, "Tidak tahu!".

Karena tidak mendapat informasi yang membantu. Gua pun ke luar stasiun lalu bertanya dengan orang-orang di sekitar :

Bertanya dengan Ibu-ibu

Pandu : Ibu maaf apakah ibu tau alamat ada di kertas ini?
Ibu     : ...
Pandu : Apakah ibu tahu?
Ibu    : Maaf, saya buru-buru ingin menjemput anak di TK sekarang.
Pandu : ("Ngejemput anak TK jam 11 malam?." Gua pun segera menjauh karena takut ibu ini punggungnya bolong.).

Bertanya dengan Bapak-Bapak

Pandu  : Maaf, Apakah bapak tau alamat yang ada di kertas ini?
Bapak  :  (Tanpa menoleh ke kertas gua) TIDAK!
Pandu :  (Galak bener.. mana sih pemiliknya. hewan buasnya lepas nih!)

Bertanya dengan Polisi


Pandu : Maaf, pak. Saya ingin bertanya alamat yang ada di kertas ini?
Polisi : Alamat yang mana?
Pandu : Alamat yang ini pak?
Polisi : (Sambil melihat sebentar) Saya tidak tahu. Ngapain kamu malam-malam cari alamat. Mana ID kamu?

(Gua pun merogoh-rogoh isi tas demi mencari passport gua).

Pandu : Ini pak. (Sambil menunjukkan passport berwarna hijau gua)
Polisi : Indon..

(Setelah mengeluarkan komentar yang tidak pintar itu, sang Polisi lalu masuk ke dalam mobil patroli lalu pergi tanpa berkata apapun yang membantu).

--

Dalam keadaan semakin letih setelah satu jam berjalan. Keinginan utama gua saat itu hanyalah, tidur..

Mata gua perlahan meminta ditutup, Langkah terasa berat, diiringi dengan fikiran yang tidak fokus..

Dalam kondisi seperti itu, mudah sekali gua berfikiran negatif.

Pikiran negatif yang muncul pada saat gua sedang depresi saat itu adalah..

"ALAMAT HOST GUA FIKTIF!!".

----- 

-- Flashback : Satu hari sebelum keberangkatan

7 Oktober 2010

Saat itu gua gua sedang kedatangan seseorang tamu berkebangsaan Belanda bernama Alex.

Alex adalah seorang penyanyi latar, penulis lirik, dan juga farmasis.

Dengan suara merdunya, tak jarang gua memanfaatkan dia sebagai MP3 berjalan ketika gua sedang mengendarai motor di tengah macetnya kota Bandung.

"Alex, gua BT, macet di mana-mana. Nyanyi!".. Lalu menyanyilah dia di atas motor gua..

--

Mampu menghafal dan melafalkan angka secara baik dan benar adalah hal dasar yang harus dipelajari saat berpergian ke negara lain.

..sedang..

Mampu "mengumpat" adalah keharusan!. Well, kalian tidak tahu apa yang akan terjadi sepanjang perjalanan, bukan?. Ketika bahasa halus tidak bisa menyelesaikan masalah di jalan. Kemampuan mengumpat adalah sebuah solusi.


--

Dua hal itulah yang gua ajari kepada Alex sebelum meninggalkannya berpetualang sendiri menggunakan angkot hari itu.

"Alex, jangan lupa yah.. Yang ini untuk berhitung.. Yang ini buat mengumpat. Jangan kebalik!"

Setelah selesai mengambar rute angkot serta menulis rincian ongkos kepadanya. Gua pun siap melakukan aktifitas tanpa gangguan orang lain. Berbelanja! :)

--

Berbelanja adalah mimpi buruk seluruh pria. Saat mereka berada di sebuah tempat yang berisi berbagai macam barang. Otomatis mereka tidak bisa berbuat apa-apa selain mendengar apa yang wanita katakan.

Solusi mengatasi masalah ini adalah membuat daftar belanjaan.

Itu lah yang gua lakukan sebelum memutuskan berbelanja di sebuah Toserba di Jl.Merdeka Bandung saat itu.

Di sana, gua membeli seluruh perlengkapan yang diperlukan untuk keperluan traveling keesokan harinya. Konsep harga terbaik bagi seorang mahasiswa adalah. "Barang termurah. Itu barang terbaik!".

Dengan seketika, gua pun segera mencari barang termurah yang dibutuhkan. :)

--

Hari telah menunjukkan pukul 1 dini hari. Karena tidak bisa meng-host Alex lagi. Akhirnya gua pun "menyerahterimakan" dia kepada teman gua, Erick.


Tengah malam gua terpaksa menggeret-geret Alex beserta backpack besarnya di atas motor kecil gua berkapasitas 100cc menuju rumah teman gua.

Seusai mengantar, yang gua lakukan selanjutnya adalah menunggu..

Menunggu penerbangan beberapa jam lagi yang akan mengantar gua berpetualang selama beberapa minggu ke depan..

-- end of flashback 


Jika seorang laki-laki sedang lelah, saran baik. Jangan mengganggunya!. Keinginannya menutup mata sama kuatnya dengan keinginan untuk memukul seseorang.

Lelah setelah berjalan 1,5 jam dan 45 jam belum tidur lamanya. Membuat gua berfikir bahwa jalanan adalah tempat beristirahat gua malam itu..

Kesal, gua pun meremas keras petunjuk jalan dalam genggaman gua.

--

Ada sebuah papan petunjuk di seberang jalan. Papan tersebut dipisahkan oleh dua buah jalan besar yang terdapat tanda larangan untuk menyebrang.

Karena kurangnya penerangan, maka gua membutuhkan kesabaran ekstra untuk bisa membacanya.

Sampai akhirnya, ada mobil yang melintas, kemudian menerangi petunjuk jalan itu dengan lampunya.

Papan itu bertuliskan "Jalan ---".

"Bajingan! Bangsat! ternyata jalan Bedebah yang gua cari ada di sebrang jalan, Anjing!!!".

See?.. Kemampuan berbahasa kotor menjadi sebuah solusi, bukan?

--

Taman Maluri adalah sebuah perumahan utama di luar kota Kuala Lumpur, letaknya berdekatan dengan perbatasan negara bagian Selangor. Di sini terdapat sebuah pusat perbelanjaan terkenal bernama Jusco shopping center.

Di sana pula terdapat beberapa restoran siap saji ternama seperti : Pizza hut, KFC dan McDonalds.

Ketiga restoran itu tersebut menyediakan layanan Delivery Service (DS). Terlihat dari banyaknya motor DS terparkir di depan restoran beserta DS-boys yang sedang bercanda gurau.

--

...at 2nd bus stop along Jalan --- (pronounced as ---). Get down & cross the road and walk along Lorong --- until you see Jalan --- my house is no -- from --- junction....

Sesuai dengan petunjuk dalam kertas yang gua punya. Sepertinya jalan menuju rumah host gua masih jauh jaraknya. Bahkan stopan bus pun belum terlihat.


Melihat peluang di depan mata yang dapat mengantar gua ke lokasi tempat tinggal host secara gratis. Gua pun segera mendekati DS-boys dengan memasang wajah memelas seperti yang dilakukan puss in boots dalam film Shrek sebelumnya.

"abang.. saya tersesat.. " 

--

"Oh, kamu sedang mencari alamat. Mudah, dari sini lurus, ketemu persimpangan belok kiri, nanti di sana ada ada ruko, belok kiri, lurus saja sampai ketemu sekolah, belok kanan sampai mentok, belok kiri, di sana ada lorong --- kamu terus, belok kanan, lurus, ketemu persimpangan, belok kiri ada stopan bus, kemudian lurus menuju lorong --, belok kiri, .... kemudian belok... kemudian... kemudian.. lalu belok...".



"saya lelah berjalan..."

--

"saya sibuk tidak bisa mengantar, saya ada pesanan sekarang".

 "Saya belum makan.."

--

"Berhenti memandangi saya seperti itu!"

(tetap memandangi..)

--

DS-Boys : Arrrggghhh... Baik saya antar!
Pandu : terima kasih!

 (Note : Pembicaraan ini fiktif, tapi kondisi memelas gua saat itu ke mereka adalah nyata!

---

Gua pun mendapat tumpangan gratis menggunakan motor berlogokan pizza hut. Di sini gua belajar sesuatu. Apabila ingin bertanya jalan, keputusan bertanya kepada polisi sudah tepat. Tapi lebih tepat jika diserahkan kepada ahlinya. Delivery boys!.

---------

Host gua di KL adalah seorang wanita paruh baya bernama Elma.

Dia adalah seorang nenek dari dua orang cucu dan empat orang anak. Anak ketiga dan keempat masih tinggal bersamanya. Sedang anak yang pertama dan kedua telah tinggal bersama dengan keluarganya masing-masing.

Dia tinggal di sebuah rumah tua di pinggiran kota KL. Untuk masuk ke dalam rumahnya, kita harus melalui sebuah garasi, di mana terdapat dua buah mobil sedang diparkir beserta dengan sebuah pekarangan kecil di sisinya.

Ada yang menarik. Di pekarangan itu dibangun sebuah tenda yang biasa digunakan orang untuk camping..

"Kok bangun tenda di pekarangan, sih?", tanya gua dalam hati.

--

Ibu.Elma memaklumi keterlambatan gua. Bahkan, dia menyuruh gua segera masuk, lalu membuatkan segelas teh limau segar dan menaruhnya di meja ruang tamu tempat gua berada.

Di ruang tamu itulah, gua melihat berbagai macam toples berisi kue lebaran yang belum habis dimakan. Dalam kondisi kelaparan. Gua pun tanpa malu bertanya :

"Kuenya kayaknya enak ya, bu?"

Petanyaan gua implisit, tapi pesan gua cukup jelas. "Gua laper!".

Mendapat sinyal pesan itu, sang ibu pun langsung menawarkan kue-kue tersebut ke gua. :p

--

"ibu, tenda di depan rumah itu untuk apa?", tanya gua.

"untuk tinggal tamu..", jawabnya datar.

Gua terdiam sejenak. Gua berfikir, di sanalah gua akan tidur malam ini. Di dalam tenda, seperti anjing dalam kandang.

".. kalau kebetulan lagi banyak orang datang..", lanjutnya.

Menyadari gua adalah tamu satu-satunya saat itu. Gua pun merasa lega. Karena gua yakin malam itu gua akan tidur di dalam rumah.

Tak terasa, waktu telah menunjukkan pukul setengah 4 pagi. Gua kemudian memutuskan menyudahi pembicaraan dengan "berpura-pura" terkantuk-kantuk di depan host gua. :p

------

Pariwisata

Sebenarnya pariwisata di KL sama seperti pariwisata di Jakarta. Yang membedakan hanyalah, "Kemasannya".

Kemudahan transportasi menjadi andalan mereka. Berbagai kendaraan umum yang menghubungkan KL dengan daerah di sekitarnya terbangun sangat baik. Kondisi itulah yang membuat orang betah untuk tinggal lama dan loyal "membuang" uangnya di sana.

"Bagaimana dengan Jakarta?"

Pada saat gua sedang mengetik blog ini. Di berbagai media online, twitter, maupun televisi. Warga Jakarta sedang mengeluhkan hal yang serupa : "Hari ini kami tidur lebih malam!. Jakarta macet total! Jakarta banjir!".

"Image!". Itulah yang sedang dibangun pemerintah Malaysia. Mereka sadar akan beberapa faktor yang dapat membangun citra negaranya : ibukota, bandara, dan maskapai penerbangan. Oleh karena itu, tidak heran kenapa mereka rela membangun segalanya dengan standar Internasional.

--

Hal menarik tentang pariwisata KL gua temui pada saat gua sedang berkunjung ke Istana Negara keesokan harinya.

Ketika baru sampai. Gua sempat berdecak kagum dengan banyaknya bus pariwisata yang sedang di parkir di sana. Melihat kondisi tersebut, jelas lah gua berharap akan melihat sesuatu yang menakjubkan.

Tak lama setelah gua berjalan dari tempat parkir. Gua kemudian melihat turis dari berbagai negara sedang berkumpul lalu bergiliran mengambil foto bersama dengan petugas keamanan di depan gerbang istana.

Ketika istana adalah kawasan pribadi yang tidak bisa dimasuki sembarang orang. Pemkot KL membuat suatu "pengalihan" dengan menampilkan suatu atraksi menarik "di depan gerbang istana" dalam bentuk satpam yang didandani baju cerah sedang menunggangi seekor kuda.

Sampe sekarang gua masih tetep takjub. "Hebat yah, untuk bisa foto bareng sama satpam aja bisa bikin orang sampe ngantri??".



-------

Pertemuan gua dengan ibu Elma sangatlah berkesan walaw tidak lama. Gua kembali mendapat seorang teman baru yang akan menerima gua kapan pun untuk tinggal di rumahnya pada saat gua sedang di KL.

Selesai melakukan tur ke beberapa tempat menarik di KL hari itu. Gua pun diantar oleh dia ke stasiun Bukit Jalil, di mana gua akan bertemu dengan Josephine, teman dari Mr.Bhagwan yang akan mengantar gua ke Bandara.

Sepanjang perjalanan gua dan Josephine membahas suatu hal yang cukup dramatis untuk dibicarakan.

Dia mengutarakan isi hatinya terhadap kekesalannya terhadap pemerintah Thailand yang selalu diam mengenai perdanganan anak-anak. Dia bercerita mengenai pengalaman pribadinya melihat seorang anak perempuan berumur 12 tahunan, dibawa masuk ke dalam mobil oleh seorang pria asing tua berumur 60 tahunan di Bangkok beberapa tahun lalu.

"..Saya liat dengan mata kepala saya sendiri.. Saya tahu.. apa yang akan dilakukan pria tua itu terhadap anak kecil itu.. Kenapa tidak ada yang bisa hentikan itu..". Ungkap Jospehine dengan suara parau dan mata yang mulai memerah.

Tak lama.. Airmatanya pun jatuh ke pegangan tangannya yang sedang memegang kendali mobil saat itu..

------

Di Bandara gua mencoba check in menggunakan mesin self check-in. Setelah memasukkan beberapa informasi, tak lama kemudian mesin pun akan mem-print boarding pass kita.

Kalau cuma bawa handcarry aja. Ini adalah cara tercepat mendapatkan boarding pass, dibanding harus mengantri di counter check-in. Tapi sayangnya cara ini tidak begitu efisien di semua bandara.

Gua mengalami pengalaman berbeda di Bangkok menggunakan cara ini. Setelah mendapat boarding pass melalui mesin ini. Petugas tetap menyuruh gua mengantri di counter check in untuk pemeriksaan dokumen seperti layaknya gua akan memasukkan sesuatu ke bagasi.

 

--

Perjalanan ke Macau dari KL menempuh waktu 4 jam perjalanan. Setelah menyelesaikan masalah boarding pass dan keimigrasian, akhirnya gua pun siap menunggu keberangkatan yang tinggal beberapa jam lagi.

Di ruang tunggu, gua sempat berceloteh di dalam hati.

"Hmhm.. Sepertinya penumpang yang berkulit eksotis di penerbangan ini hanya gua aja deh kayaknya.. :p".

--

CS Profile : https://www.couchsurfing.org/profile.html?id=7IF9NJP
Twitter ID : @makananenak
Supported by
FLIGHT 001 Gandaria City | Plaza Indonesia
https://www.facebook.com/Flight001Asia

10 komentar:

Yonna Ikaputri mengatakan...

pertanyaan 1 : lu beneran cuma bawa duit 700 rb? ckckckckck

trus knp ceritanya berhenti ditengah jalan sih? penasaran nih..hayo lanjutkan hehehehe

Andhika Panduwinata mengatakan...

Yup! Bener cuma bawa duit segitu.

Gua berhentiin ceritanya supaya elu ntar baca lanjutannya haha..

Yonna Ikaputri mengatakan...

sipppp gw bakalan jadi pembaca setia blog lu deh
btw postingnya tiap hari 1 dong
heheheheh....
btw skrg lu dimana?

Metha mengatakan...

pandu bikin penasaran nih ;)
*clip hanger

ivan hadi mengatakan...

yang terakhir pasti alamat mak cik elma zainuddin...klo gak salah itu juga...ahahaha

Ponti mengatakan...

jiah.....mantap dah to bro...ada rencana ngabur lagi gak.....kali kali aja pengen jelahaj asia tenggara dalam waktu dekat ini ane pengen gabung bro....btw ada ym ngak bro...mohon add id s1pont12 makasih....

Andhika Panduwinata mengatakan...

Belum ada rencana untuk keluar lagi :). Sekarang lagi fokus kuliah dulu. Moga-moga bisa traveling bareng lain kali :)

YM gua : makananenak add aja :)

Yonna Ikaputri mengatakan...

keren pandu..heheheh berniat membuat buku ngak? tp kynya bakalan kena sensor deh...tp gw suka its really you btw di malay cuma abis kurang dari 10 rb? wah angkat topi deh

Anonim mengatakan...

very nice story Pandu! Can u send me the pic with Bhagwan U & me together. Josephine

Anonim mengatakan...

Eiya Mas Pandu, itu directionnya buat ke rumah Nenek Elma ya??
itu dia kirimin ke Mas Pandu, pas kapannya?

ini Rani mas, yg di Cs

Posting Komentar