28 Januari, 2007

Traveling Timur Tengah (Bagian II) : Kelaparan di Padang Pasir.

Dalam cerita ini, gua ingin menceritakan pengalaman gua kelaparan ketika melakukan ritual haji di Padang Arafah bersama 200.000 jemaah haji Indonesia lainnya.

Note : Cerita ini dibuat tanpa ada sesuatu yang gua tutupi. Semua informasi berdasarkan atas apa yang gua alami, rasakan, dan lihat langsung selama di sana.

-- Mengungkap cerita yang kurang terungkap! 

Beberapa hari sebelum keberangkatan ke Padang Arafah (PA). Kami diberitahu untuk tidak membawa makanan banyak-banyak dari Mekah oleh ketua rombongan.

"Pengalaman dari tahun ke tahun, makanan selalu tersedia melimpah di sana", ujarnya.

Mendengar hal tersebut, sebagain besar jamaah akhirnya memutuskan untuk tidak membeli makanan dalam jumlah banyak, selain makanan ringan yang dapat disimpan dikantong dan dimakan sewaktu senggang.

Barang yang gua bawa untuk ke sana cukup sedikit : dompet, passport, HP, casan, pakaian ganti, dan baju ihram. Sedangkan, ibu membawa makanan ringan beserta dengan perlengkapan yang sama seperti yang gua bawa dalam tasnya.

--

Ihram merupakan pakaian wajib bagi kaum muslim yang hendak melaksanakan Ibadah Haji ataupun Umrah. Pakaian Ihram pria terdiri dari dua buah kain putih tebal dan tidak berjahit, sedangkan ihram wanita adalah pakaian biasa yang menutup aurat. Terdapat banyak versi dan cara dalam penggunaan pakaian ini. Kesemuanya ditentukan berdasarkan atas faktor : kenyamanan dan keamanan bagi penggunanya.

"Keamanan bagi penggunanya?"

Maksudnya.. Pakaian tersebut tidak boleh mudah terbuka, karena akan berakibat fatal bagi pria apabila terlepas. Maklum, pria dilarang memakai celana dalam selama dia memakai ihram. :)

Banyak pria mempunyai kebiasaan duduk "ngangkang" di rumah. Kebiasaan itu tanpa disadari dilakukannya ketika sedang mengenakan ihram di PA.

Untuk perempuan yang penasaran. Silahkan mampir ke tenda pria, dan melihat sendiri "contekan" ukuran apa saja yang tersedia di balik ihram para pria yang sedang "ngangkang" tersebut! HAHA..

(Kiri) Gua menggunakan ihram, (kanan) ihram perempuan.
--

Perjalanan bus dari Mekah - PA memakan waktu kurang dari satu jam lamanya. Sepanjang jalan kita disuguhi pemandangan perbukitan batuan yang tersusun acak di padang tandus yang cukup luas.

Seketika, gua merasa beruntung tidak menemukan kegersangan di mana-mana di Indonesia. Negara kita memiliki tanah yang cukup subur untuk ditumbuhi berbagai jenis tanaman apapun.

Perjalanan Mekah - Padang Arafah

--

Arafah adalah sebuah padang pasir yang luas di sebelah timur-laut Mekah. Di padang tersebut, setiap tanggal 9 Dzulhijjah pada penanggalan Hijriyah berkumpul lebih dari dua juta umat Islam dari berbagai negara untuk melaksanakan salah satu dari ritual ibadah haji, yaitu Wukuf.



Suasana Padang Arafah sehari sebelum Wukuf

Saat itu SA sedang menghadapi musim dingin. Kondisi tersebut menyebabkan suhu di pagi hari cukup dingin, antara 1 - 7 derajat celcius, sedang di siang hari suhu cukup sejuk, antara 8 - 15 derajat celcius.

Kondisi itu akan berbeda jauh apabila ibadah haji dilaksanakan pada musim panas. Suhu pada siang hari dapat mencapai 35 - 40 derajat celcius!.

Untuk menghadapi cuaca ekstrim tersebut. Para jemaah mendapat imunisasi miningitis ketika di Indonesia. Yang tujuannya memberikan kekebalan bagi jemaah terhadap penyakit radang selaput otak yang menyerang pada kondisi ekstrim di SA.

Seluruh jamaah sampai di PA satu hari sebelum pelaksanaan wukuf. Dengan terlebih dahulu mengenakan ihram ketika mereka di Mekah sebelumnya.

Di sana, kita akan menempati tenda-tenda yang tersebar di seluruh wilayah Arafah. Pembagian tenda dibagi menurut nomor maktab dan negaranya masing-masing. Karena Indonesia memiliki jumlah jemaah yang cukup besar, 240.000 jemaah ONH dan ONH plus. Maka di setiap blok, kita dapat menemukan tenda-tenda khusus jemaah Indonesia dengan mudahnya.

Kondisi tenda jemaah haji

Note : Ketika kita tidur mengenakan ihram. Kita tidak boleh menggunakan selimut untuk menghangatkan diri. Kondisi tersebut sangat menyiksa, ketika kita harus tidur dalam suhu 5 derajat celcius dalam tenda terbuka dan ditemani angin gurun yang berhembus masuk melalui sela-sela tenda.

Kalau kalian menggunakan AC dengan suhu minimum 16 derajat celcius saja, kalian harus menutup diri dengan selimut. Bagaimana dengan suhu 5 derajat, "tanpa selimut?..

Udara dingin masuk lewat celah tenda saat malam hari
-- Keesokan harinya

Sudah 24 jam setelah kedatangan di PA, kami belum mendapat makanan sama sekali. Para jamaah mulai resah, karena dalam jelang waktu tersebut mereka hanya memakan biskuit yang mereka beli ketika di Mekah dulu. Kondisi tersebut diperparah mengingat terdapat jemaah yang telah uzur pula ikut menahan lapar sejak 24 jam lalu.

Para ibu-ibu lalu meminta keterangan langsung dari ketua rombongan menyangkut masalah itu.

Menurut mereka, "ketua rombongan" lah yang mempunyai andil besar menyangkut kelaparan yang sedang terjadi. Karena dia pernah menyarankan jamaah untuk tidak membawa makanan banyak-banyak dari Mekah. Beliau juga menjanjikan makanan selama di PA tersedia melimpah, dan tidak akan kekurangan apapun.

"Sekarang kita ga ada lagi makanan yang bisa di makan, selain biskuit yang dimakan bersama-sama dan hampir habis!"

Sayang, usaha mereka tidak membuahkan hasil. Semua tanggungjawab pendistribusian makanan sepenuhnya di tangan pemerintah berserta pihak katering sebagai pihak pendistributor..

Tapi ketua rombongan tetap berusaha menenangkan jamaah yang mulai terlihat marah itu.

"Ibu-ibu sekalian, saya sebagai ketua juga bisa merasakan apa yang ibu dan semua rasakan, karena kita juga sama-sama belum makan. Tapi, semoga ibu-ibu cukup sabar dan tetap fokus menjalankan ibadah wukuf yang akan dilaksanakan beberapa jam lagi". 

Pernyataan tersebut cukup membuat hati jamaah tenang.. Paling tidak untuk beberapa saat .. sebelum hal mengerikan dan memalukan terjadi beberapa saat kemudian..

--

Penjelasan mengenai masalah makanan pun akhirnya didapat ketika jam 8 pagi hari itu. Kami mendapat kabar mengejutkan menyangkut masalah pendistribusian makanan yang terhambat tersebut.

"Pemerintah pada tahun ini mengalihkan jasa distributor makanan kepada agen katering baru yang belum berpengalaman. Maka itu, beban tugas yang diberikan kepada agen yang tidak berpengalaman itu akhirnya berakhir malapetaka. Pendistribusian macet dan tidak merata tanpa ada penanganan konkret yang berarti sama sekali."

Tersendatnya pendistribusian makanan menyebabkan kelaparan masal jemaah haji Indonesia ONH yang berjumlah 200.000 orang di sana!

Beberapa jam sebelum wukuf, jemaah haji memutuskan untuk tidur untuk mengurangi rasa lapar.

--

Tahun 1998 adalah tahun yang akan diingat selalu oleh bangsa.Indonesia, awal tahun tombak lahirnya negara Demokrasi di negara kita. Walaw begitu, proses memperoleh "pen-Demokrasi-an" tersebut melalui jalan yang cukup pahit untuk dikenang. Penjarahan, pembakaran, pembunuhan, dan kerusuhan terjadi di mana-mana saat itu. Menyisakan masalah ekonomi dan kenangan buruk bagi siapa saja yang pernah merasakannya.

"Apakah kalian percaya, bahwa kejadian serupa sempat terjadi di SA waktu itu?".

--

Dua puluh empat jam sudah kami menahan lapar. Keheningan yang tadinya dirasakan, lambat laun berubah menjadi keributan yang terdengar jelas datang dari luar tenda.

Gua mencoba melihat apa yang sedang terjadi. Sesampainya di luar, gua mencari asal suara keributan tersebut. Sampai akhirnya, suara itu menuntun gua untuk melihat ke luat jalan...

--

Di jalan, banyak terdapat mobil pick-up yang berlalu lalang di depan tenda haji. Mobil-mobil tersebut bertugas mendistribusikan makanan untuk jemaah haji Indonesia maupun negara lain.

Ketika menyaksikan apa yang terjadi di sana. Gua diam dan tidak berkata apa-apa karena saking kagetnya !

Para jemaah asal Indonesia berkumpul di jalan mencegat sebuah mobil pick-up yang sedang melintas. Karena jumlah masa yang turun di jalan cukup banyak. Maka tanpa kuasa, pengemudi pun menghentikan mobil dan membiarkan makanan yang diangkutnya, raib dijarah orang-orang tersebut.

"Jemaah Indonesia MENJARAH!!"

Roti, dan buah-buahan yang tadinya diperuntukkan untuk jamaah lain akhirnya hilang dirampas tak bersisa.

Jujur, gua cukup malu melihat kejadian tidak pantas tersebut terjadi di sana. Apalagi kejadian itu diliput wartawan dari berbagai negara. Pada titik ini lah, penyesalan gua terhadap pemerintah mencapai puncaknya.

--

Para jemaah mulai memberitakan masalah ini kepada keluarganya di tanah air melalui SMS. Gua mendapat kabar, ternyata berita tentang kelaparan ini sedang diberitakan juga oleh siaran berita di Indonesia.

Ketika kejadian itu berlangsung, siaran berita lokal Arab pun meliput kejadian yang sama. Sampai akhirnya, karena luasnya pemberitaan itu. Maka orang-orang Arab yang mengetahui kejadian tersebut, terbuka hatinya untuk membantu jemaah Indonesia yang sedang kelaparan, dengan memberi "sedekah" secara sukarela.

Sungguh ironis, di mana jemaah Indonesia yang mampu dalam materi secara garis besar, akhirnya harus rela menjulurkan tangan untuk mendapat "sedekah" seperti pengemis.

Warga Arab tersebut membagikan makanan dalam sebuah kotak kecil berisi : roti, biskuit, dan minuman kepada setiap tenda-tenda jemaah Indonesia. Walau jumlahnya terbatas, yaitu sepuluh kotak makanan untuk satu tenda yang berisi enam puluh orang di dalamnya.

Tapi paling tidak, sikap kedermawanan itu telah sedikit meredakan kemarahan para jemaah Indonesia terhadap kebodohan pemerintah.

Apa yang pemerintah lakukan menyangkut kejadian memalukan ini? Mereka seperti kura-kura, banyak bicara, tapi telat bertindak!. Menurutnya : Gampang lah, tinggal minta maaf juga jemaah udah, kenyang!!.

-- Beberapa berita terkait yang sempat gua cari di google.com dengan kata sandi "Haji Kelaparan"


Pangkalan Brandan, 29 Desember 2006 12:24
Sebanyak 3.000 orang jemaah haji Indonesia yang berada di Maktab 43 terancam kelaparan sejak tiba di Arafah karena catering (makanan) yang tidak dikirim sejak Kamis (28/12).

"Catering yang biasa dikelola pihak pemerintah Saudi Arabia kabarnya diserahkan ke pihak Departemen Agama RI tapi sejak tadi malam (Kamis, 28/12 --Red) hingga Jum`at (29/12) pagi ini pasokan makanan tidak datang," kata Thamrinuddin, jamaah haji kloter delapan embarkasi Jakarta, dari Arafah, Jum`at (29/12).

Menurut Thamrinuddin, sekitar 3.000 jemaah Indonesia yang menempati Maktab 43 belum menerima jatah makanan katering itu mulai Kamis hingga Jum`at pagi (29/12) ini.

"Sebelum di Arafah, tak ada masalah dengan katering tapi menurut kabar yang saya terima, sejak Depag RI menawar harga katering yang telah ditetapkan pihak Saudi, sejak itu pula masalah ini timbul," katanya.

"Persoalan katering itu hendaknya dapat segera terselesaikan sehingga para jamaah haji Indonesia dapat lebih khusuk menjalani kegiatan ibadah mereka," kata Thamrinuddin.

Sekitar dua juta muslim menunaikan ibadah haji dan lebih dari 200 ribu orang di antaranya berasal dari Indonesia. [EL, Ant]

---


Jakarta, 3 Januari 2007 12:12
Direktur Lembaga Konsumen Muslim Indonesia (LKMI) Al Bukhari A Wahid menilai, persoalan kelaparan Jamaah haji di Arafah merupakan puncak gunung es masalah penyelenggaraan haji di Tanah Air.

Menurut Bukhari di Jakarta, Rabu, masih banyak persoalan lain yang tidak sempat terpublikasikan oleh media nasional, apakah karena memang ada upaya sistematis yang dilakukan Departemen Agama untuk meredam informasi negatif rentang penyelenggaraan haji.

"Atau memang akses informasi media nasional sangat terbatas tentang penyelenggaraan haji ini," katanya.

Ia juga mengatakan menyangkut haji, ada persoalan lain yang tidak lebih ringan dari persoalan Arafah, yaitu, menyangkut akomodasi jamaah haji di Mekkah. Berdasarkan informasi dari sumber internal Konsulat Haji di Jeddah, terdapat banyak gedung yang diisi lebih dari kapasitas yang diizinkan oleh pemerintah Arab Saudi.

Biaya pemondokan untuk Jamaah di Mekkah, kata dia, sebenarnya telah dinaikkan dari 1.500 Real menjadi 2 ribu real, namun sebaliknya yang terjadi adalah banyak gedung dengan kapasitas 300 orang diisi 500 orang.

"Hingga sebagian jamaah harus tinggal di lantai mezanin yang diubah menjadi kamar," ujarnya.

LKMI sejak Ramadhan lalu telah memperingatkan Menteri Agama dan Dirjen Haji akan timbul masalah dalam penyelenggaraan haji itu, namun upaya itu tidak ditanggapi secara dingin yang justru sebaliknya ditanggapi negatif sehingga terjadilah peristiwa di Arafah itu.

"Oleh karena itu, LKMI prihatin yang sangat mendalam kepada seluruh Jamaah haji Indonesia berserta keluarga atas malapetaka yang telah terjadi tersebut," katanya.

Sebelumnya dilaporkan, Lembaga Konsumen Muslim Indonesia (LKMI) akan melayangkan gugatan class action kepada pemerintah terkait dengan kasus kelaparan yang sempat menimpa 189 ribu Jamaah haji Indonesia di Arafah dan Mina, Arab Saudi.

"Soalnya pemerintah sudah membuat Jamaah haji Indonesia tidak sempurna dalam menjalankan ibadahnya itu, hingga kami melalui kantor pengacara Eggi Sudjana akan melayangkan gugatan class action kepada pemerintah," kata Direktur LKMI, Al Bukhari A Wahid, di Jakarta, Selasa (2/1).

Menurut Bukhari, Jamaah haji Indonesia itu lebih dari satu hari satu malam, mengalami kelaparan padahal mereka harus mengikuti kegiatan wukuf, puncak dari ibadah haji, yang memerlukan ketenangan dalam berdoa dan berdzikir. [TMA, Ant]

--

Setelah kita kembali ke pemondokan haji di Mekah beberapa hari kemudian, di dalam pemondokan terdapat secarik kertas, hmm.. yang menurut gua cukup menarik apabila gua ambil gambarnya. Silahkan klik gambar untuk memperjelas tulisan tersebut.

Surat Permintaan maaf dari Mentri Agama menyangkut masalah kelaparan, yang dipasang dipemondokan haji, Mekah

---

Bersambung

20 Januari, 2007

Traveling Timur Tengah (Part I): Banyaklah Marah, Karena Kamu Akan Berkunjung ke Negara Paling Kejam!

Sebelumnya gua ingin memperkenalkan seorang teman perjalanan gua bernama Ibu.Endang Susilowati.

Beliau adalah seorang ibu yang kuat merawat dua orang anak laki-lakinya bernama : A.Pandu dan A.Pamadi. Anak-anaknya sangat nakal, bahkan sering kali ga peduli terhadap semua permasalahan yang terjadi.

Gua dan ibu gua :)

--

Di cerita ini gua ingin berbagi pengalaman ritual yang gua lakukan bersama ibu gua tercinta. Pengalaman tinggal selama 40 hari di sebuah negara yang cukup keras bernama Saudi Arabia.

Note : Cerita yang gua tulis di sini cukup subjektif, yaitu berdasarkan atas pengalaman pribadi yang gua alami selama di sana. Gua ga bakal menceritakan tentang pengalaman ritual yang gua lakukan, tapi lebih kepada interaksi gua terhadap masyarakat lokal dari kultur yang berbeda.

Maka mungkin kalian akan mendengar cerita yang cukup berbeda dari orang yang berbeda pula.

-- Petualanganku dimulai di sini!

Keberangkatan pesawat dijadwalkan pukul 6 pagi. Saat itu semua calon jamaah berkumpul di asrama haji. Kita ditempatkan dalam sebuah kamar dengan tempat tidur tingkat dengan 8 orang sekaligus.

Suasana asrama tak ayalnya dibuat semirip mungkin seperti lokasi Haram. Di tengah halaman kita bisa melihat replika ka'bah yang biasa digunakan oleh para calon jemaah haji untuk rehersial tawaf beserta dengan doa yang akan dilafalkan oleh para pembimbingnya masing-masing kelompok.

 

  



--

Perjalanan udara ke SA memakan waktu sekitar 9 jam! Cukup membuat pantat ambeyen, kaki keram, dan mulut berbusa!. Perjalanan tersebut sangat membosankan, tidak banyak yang bisa dilakukan selain duduk tenang dan melihat, awan?.

Sebenarnya terdapat sebuah TV berukuran besar di dalam pesawat, tetapi TV tersebut tidak memberikan hiburan apa-apa selain : petunjuk lokasi, temperatur, dan kecepatan pesawat. Paling tidak, ada kegitan lain yang cukup menyenangkan, yaitu memandangi kecantikan prima para pramugari yang sedap dipandang sepanjang perjalanan :)

(Note : Pramugari untuk penerbangan jauh itu emang terlihat beda lho. Mereka lebih cantik dibandingkan pramugari untuk penerbangan pendek :) )


--

Saat itu, cuaca kurang bersahabat di mana banyak petir di mana-mana disertai angin yang berhembus kuat. Ketika itu, gua sedang *pup* di dalam toilet pesawat, sampai akhirnya pesawat, turbulence!.

Turbulence adalah kejadian di mana pesawat tidak punya daya angkat diakibatkan faktor dalam (mesin) atau luar (cuaca). Ketika terjadi turbulence penumpang diwajibkan "segera" kembali ke bangku masing-masing serta mengencangkan ikat pinggang mereka. Mengetahui masih ada penumpang yang masih berada dalam toilet. Pramugari pun segera mengetok pintu berulang kali dengan kerasnya.. Merasa keasikan terganggu, akhirnya gua pun memutuskan untuk "memotong" tai yang baru setengah keluar dengan "merapatkan" lobang pantat gua dan memasukkan kembali potongan sisanya ke dalam tubuh gua.. HAHAHA...

(Note : Dalam penerbangan haji, banyak jemaah yang baru pertama kali menaiki pesawat, banyak dari mereka belum paham cara mengunci toilet. So, disarankan untuk mengetok pintu terlebih dahulu sebelum masuk ke toilet. Jangan kaget mendengar teriakan ibu-ibu yang ga sengaja membuka pintu toilet ketika ada seorang bapak-bapak di dalam. Penerbangan yang cukup heboh! :p )

---------

SA adalah suatu negara yang mempunyai kultur yang berbeda dengan kita, kultur yang cukup membuat gua muak untuk mau tinggal berlama-lama di sana!.

Sangat mudah menemukan orang Indonesia, mereka biasanya bekerja sebagai tukang bersih-bersih, Pembantu Rumah Tangga, maupun pekerja di toko makanan. :(

Orang Arab umumnya menguasai Bahasa.Indonesia sederhana seperti : "Satu, dua, tiga". Dan seringkali kita mendengar kata : "Ayo kemari, murah, mahal, bapak, ibu", ketika sedang berbelanja di sana.

Atau bahkan ketika kita membaca papan petunjuk, sering kali penjelasan tersebut ditulis dalam Bahasa Indonesia dalam tata bahasa yang seadanya.

Indonesia adalah pemasok pekerja dan turis yang jumlahnya cukup banyak. Maka dari itu, secara tidak langsung pengaruh budaya Indonesia pun cukup kental dirasakan di sana.


--

Terdapat berbagai macam restoran di berbagai sudut kota. Restoran tersebut umumnya menyajikan masakan Turki dan Indonesia. Kalau ke sana, coba deh makan masakan Turki, selain murah, porsi yang ditawarkan pun cukup banyak!. dengan uang 5 - 6 real (1 real = Rp.2500) kita bisa mendapat sepiring penuh nasi kebuli dengan daging domba.

Porsi tersebut sebenarnya disajikan untuk satu orang, tapi untuk ukuran orang Asia sepiring itu bisa dimakan dengan tiga orang sekaligus.

"Kalau gua? ngapain tiga orang, seorang aja.. perut siap nampung kok!" :)

--

Ketika singgah ke suatu negara, kita ingin merasa diterima dan dihargai sebagai sesama umat manusia. Tetapi, sebagaian besar orang di sana lebih melihat seseorang berdasarkan penampilannya. Seseorang yang berpenampilan bagus, akan lebih dihargai daripada yang berpenampilan biasa aja.

--

Di sekitar Masjid Nabawi, terdapat food court yang menyediakan berbagai macam makanan. Setelah lelah berkeliling kota, gua memutuskan untuk membeli sebuah hamburger di food court tersebut.


Setelah memesan, gua mendapat nomor antrian "98". Sedangkan saat itu, yang sedang dilayani adalah pelanggan dengan nomor antrian 90. Logikanya gua harus menunggu sekitar delapan orang lagi agar pesanan gua selesai dibuat.

Tepat di belakang gua, terdapat beberapa orang Arab yang ikut mengantri. Karena sepertinya mereka sekeluarga, maka pesanan makanan mereka pun cukup banyak. Lalu mereka mendapat nomor antrian "99", tepat satu nomor setelah gua.

Dengan sabar, gua pun menunggu "sebuah" hamburger seharga 4 real yang gua pesan. Pada saat itu calon pelanggan dengan nomor 97 sedang dilayani.

"Wah abis ini nomor 98?!".

lalu petugas kasir berkata: "99!".

Gua kaget!. Segera gua maju ke meja kasir, dengan muka kesal dan menunjukkan nomor antrian ke mereka.
Gua bilang dengan tegas : "Nomor antrian saya 98, kenapa tiba-tiba dilongkap! saya sudah berada di sini sekitar 15 menit untuk sebuah hamburger!".

Melihat gua kesal. Mereka segera memberikan hamburger yang sebenernya sudah selesai dibuat, tanpa ucapan maaf sama sekali.

"*&#^$&^@%&@(!!!!"


-- Kilas Balik

Ketika di tanah air, kita mendapat semacam jaket berwarna hijau dengan lambang bendera di dada. Sebelum keberangkatan, kita diinstruksikan untuk terus menggunakannya ke manapun kita pergi. Karena, jaket tersebut difungsikan sebagai pengenal antara sesama warga Indonesia ketika di sana.

Ironisnya, jaket tersebut semakin membuat kita terlihat jelas berasal dari Indonesia. Orang Arab memandang bangsa Indonesia "hina" dan kaum rendahan dari golongan budak. Maka untuk urusan nomor antrian makanan pun. Kita tidak diprioritaskan.

Saran gua, karena watak mereka keras maka kita juga harus berprilaku keras. Tunjukkan identitas bahwa kita bukanlah orang yang bisa direndahkan begitu saja.

Banyak orang yang memberi saran : "udah ga apa Pandu, ini cobaan".

Kalau semua orang Indonesia memberi saran seperti itu, maka kita memanglah sebuah bangsa yang lemah, tidak berkarakter, dan terus rela untuk ditindas.

Jaket hijau jamaah Indonesia
-- Akhir dari Kilas Balik
---

Tempat yang cukup terkenal di sana adalah "Pasar Seng" yaitu suatu pasar yang letaknya di sekitar Masjidil Haram, Mekah. Kenapa dinamakan "Seng"?. Karena dulunya toko-toko di sana menggunakan penutup atap yang terbuat dari seng, semanjak itulah jamaah Indonesia menyebutnya "pasar seng".

Di pasar itu terdapat bermacam toko yang menjual barang-barang : suvenir, kain-kain, perhiasan, makanan dll. Keberadaan pasar ini cukup terkenal di kalangan wisatawan seluruh dunia, karena barang tersebut dijual dengan harga yang cukup murah dan bisa ditawar, tapi kita harus teliti dalam membeli, sebelum menyesal kemudian.

"Kok menyesal??."

Banyak ibu-ibu menjadi korban ketamakkan dan ketidaktelitiannya. Setelah membeli barang dalam jumlah banyak, ternyata barang yang mereka beli bertuliskan. "Made in Indonesia"!!. Jauh-jauh ke SA cuma buat beli barang dari Tanah Abang! Haha.

Sebenarnya pasar tersebut tidak bisa disebut "pasar seng" lagi, karena pasar itu tidaklah lagi menggunakan penutup seng, melainkan telah menjadi jejeran ruko-ruko sepanjang jalan.

Kondisi Pasar Seng

--

Tapi, gua punya pengalaman kurang menyenangkan, ketika membeli suvenir di sana.

Ketika jalan-jalan, mata gua tertuju kepada sebuah suvenir unik dan murah, berupa batu yang terdapat ukiran dalam bahasa arab dan juga gambar ka'bah.

Sebagai pembeli yang teliti, gua pun melihat kondisi barang secara keseluruhan. Ternyata di salah satu bagian ada yang pecah, segera gua kembalikan barang tersebut dan berkata "barang ini tidak bagus, ada cacatnya, bisa tukar dengan barang lain yang serupa?". Mendadak dia marah-marah dengan bahasa arab dan memasang muka bringas!.

Tidak ingin mencari masalah dengan orang gila, gua pun memutuskan untuk menjauh dari toko itu. Tiba-tiba gua merasa mendapat lemparan cukup keras tepat di punggung gua, reflek gua menoleh ke belakang. Setelah melihat apa yang terjadi, ternyata sang pedagang tersebut melempar barang yang dia jualnya ke gua.

"Sabar-sabar..". Gua pun segera menjauh dan tidak ingin memperkeruh keadaan, sambil berjalan menjauh, gua pun mengangkat tangan gua yang sedang kuat terkepal dan mengangkat jari tengah gua secara tegas. "FUCK YOU!".


Gua ga tau kenapa mendadak gua menjadi pemarah di sana. Mungkin, karena pengaruh daging domba yang selalu gua makan selama di sana. Tekanan darah naik tiba-tiba?!.

--

Untuk informasi tambahan. Mereka paling BT jika ditawar dengan harga rendah. Harusnya mereka sadar dong, kalau emak-emak dari Indonesia itu sadis-sadis nawarnya.

Ketika sedang berjalan di pusat perbelanjaan. Para pedagang biasanya berkata "HALAL..HALAL" untuk menarik perhatian calon pengunjung berbelanja di tokonya. Tapi kalau sang pengunjung terlalu banyak menawar, untuk mengusir biasanya mereka mengatakan "HARAM..HARAM" hehe.


Jadi selalu ingatlah kata-kata "HARAM dan HALAL". HALAL berarti mereka merayu kamu, sedangkan HARAM berarti mereka mengusir kamu.

Oh, ya ga cuma di toko biasa aja lho kita bisa menawar, tapi di dalam mall besar pun kita bisa menawar barang yang akan kita beli. :)

Perbedaan yang tidak lumrah itulah yang akan kita alami ketika berkunjung ke suatu tempat yang baru. Sangat menarik :)

-- TRANSPORTASI

(Bus)


Pemerintah Indonesia telah menyediakan bus gratis yang disebar di berbagai tempat di Haram. Untuk mendapatkan bus gratis itu, cukup cari di pangkalan bus terdekat sesuai dengan maktab kita. Misalkan tempat pemondokan kita berada di maktab 61, maka carilah nomor bus 61 yang berbendera Indonesia di kaca depan bus. Berikut juga dengan maktab-maktab yang lain. Cari aja bus yang bernomor sesuai maktabnya. Mudah kan?

(Jalan Kaki)



Kebetulan suatu hari gua pernah mutusin untuk pergi dari pemondokan dengan berjalan kaki kira-kira sekitar 45 menitan ke Masjidil Haram sendirian. Selain sehat, kita juga bisa melihat hiruk pikuk warga Mekah lebih jelas :)

Tapi hati-hati jika kalian sedang menyebrang jalan. Pengendara di sana seakan tidak mengenal kata "rem". Walaw kita menyebrang jalan melalu jalur yang benar (zebra cross). Mereka tidak akan mempedulikan sama sekali.

Mereka mengendarai kendaraan tanpa menggunakan otak : kasar, cepat, dan tanpa toleransi kepada pengguna jalan lain!.

(Taksi)

Banyak berita negatif beredar. Menerangkan bahwa sebagian besar orang Arab adalah "penjahat kelamin". Maksud gua, kalau lo cewek berhati-hatilah berpergian menggunakan taksi. Banyak rumor mengerikan beredar, jika banyak wanita yang diculik oleh supir taksi, kemudian diperkosa, dan di tinggalkan di suatu tempat.

Gua bahkan diwanti-wanti agar cowok masuk terlebih dahulu ketika masuk taksi lalu perempuan, ketika turun perempuan keluar dahulu kemudian cowok.

"Kenapa?"

Menurut penjelasan, jika perempuan naik taksi duluan. Sang supir bisa tiba-tiba meng-gas mobil dan menculik sang perempuan, begitu juga sebaliknya. Makanya lebih baik ikuti langkah langkah : cowok masuk terlebih dahulu, dan keluar belakangan.

Sebenernya gua antara percaya dan ga percaya. "masa sih orang Arab sebejad itu?". "Terus gimana kalau ternyata supir taksinya homo? bisa-bisa sang cowok yang dibawa kabur?" haha!

Sepengetahun gua sebagaian besar pekerja Arab termasuk supir bus/taksi bukanlah orang lokal, melainkan orang India, Indonesia, Afganistan, Pakistan, dll. Jadi rumor ini boleh percaya atau nggak.

Tapi untuk menghindari hal yang tidak diinginkan, lebih baik ikutin aja :)

-- Slideshow



---


(Bersambung di cerita : Traveling Timur Tengah Bagian II : Kelaparan di Padang Pasir)