20 Januari, 2007

Traveling Timur Tengah (Part I): Banyaklah Marah, Karena Kamu Akan Berkunjung ke Negara Paling Kejam!

Sebelumnya gua ingin memperkenalkan seorang teman perjalanan gua bernama Ibu.Endang Susilowati.

Beliau adalah seorang ibu yang kuat merawat dua orang anak laki-lakinya bernama : A.Pandu dan A.Pamadi. Anak-anaknya sangat nakal, bahkan sering kali ga peduli terhadap semua permasalahan yang terjadi.

Gua dan ibu gua :)

--

Di cerita ini gua ingin berbagi pengalaman ritual yang gua lakukan bersama ibu gua tercinta. Pengalaman tinggal selama 40 hari di sebuah negara yang cukup keras bernama Saudi Arabia.

Note : Cerita yang gua tulis di sini cukup subjektif, yaitu berdasarkan atas pengalaman pribadi yang gua alami selama di sana. Gua ga bakal menceritakan tentang pengalaman ritual yang gua lakukan, tapi lebih kepada interaksi gua terhadap masyarakat lokal dari kultur yang berbeda.

Maka mungkin kalian akan mendengar cerita yang cukup berbeda dari orang yang berbeda pula.

-- Petualanganku dimulai di sini!

Keberangkatan pesawat dijadwalkan pukul 6 pagi. Saat itu semua calon jamaah berkumpul di asrama haji. Kita ditempatkan dalam sebuah kamar dengan tempat tidur tingkat dengan 8 orang sekaligus.

Suasana asrama tak ayalnya dibuat semirip mungkin seperti lokasi Haram. Di tengah halaman kita bisa melihat replika ka'bah yang biasa digunakan oleh para calon jemaah haji untuk rehersial tawaf beserta dengan doa yang akan dilafalkan oleh para pembimbingnya masing-masing kelompok.

 

  



--

Perjalanan udara ke SA memakan waktu sekitar 9 jam! Cukup membuat pantat ambeyen, kaki keram, dan mulut berbusa!. Perjalanan tersebut sangat membosankan, tidak banyak yang bisa dilakukan selain duduk tenang dan melihat, awan?.

Sebenarnya terdapat sebuah TV berukuran besar di dalam pesawat, tetapi TV tersebut tidak memberikan hiburan apa-apa selain : petunjuk lokasi, temperatur, dan kecepatan pesawat. Paling tidak, ada kegitan lain yang cukup menyenangkan, yaitu memandangi kecantikan prima para pramugari yang sedap dipandang sepanjang perjalanan :)

(Note : Pramugari untuk penerbangan jauh itu emang terlihat beda lho. Mereka lebih cantik dibandingkan pramugari untuk penerbangan pendek :) )


--

Saat itu, cuaca kurang bersahabat di mana banyak petir di mana-mana disertai angin yang berhembus kuat. Ketika itu, gua sedang *pup* di dalam toilet pesawat, sampai akhirnya pesawat, turbulence!.

Turbulence adalah kejadian di mana pesawat tidak punya daya angkat diakibatkan faktor dalam (mesin) atau luar (cuaca). Ketika terjadi turbulence penumpang diwajibkan "segera" kembali ke bangku masing-masing serta mengencangkan ikat pinggang mereka. Mengetahui masih ada penumpang yang masih berada dalam toilet. Pramugari pun segera mengetok pintu berulang kali dengan kerasnya.. Merasa keasikan terganggu, akhirnya gua pun memutuskan untuk "memotong" tai yang baru setengah keluar dengan "merapatkan" lobang pantat gua dan memasukkan kembali potongan sisanya ke dalam tubuh gua.. HAHAHA...

(Note : Dalam penerbangan haji, banyak jemaah yang baru pertama kali menaiki pesawat, banyak dari mereka belum paham cara mengunci toilet. So, disarankan untuk mengetok pintu terlebih dahulu sebelum masuk ke toilet. Jangan kaget mendengar teriakan ibu-ibu yang ga sengaja membuka pintu toilet ketika ada seorang bapak-bapak di dalam. Penerbangan yang cukup heboh! :p )

---------

SA adalah suatu negara yang mempunyai kultur yang berbeda dengan kita, kultur yang cukup membuat gua muak untuk mau tinggal berlama-lama di sana!.

Sangat mudah menemukan orang Indonesia, mereka biasanya bekerja sebagai tukang bersih-bersih, Pembantu Rumah Tangga, maupun pekerja di toko makanan. :(

Orang Arab umumnya menguasai Bahasa.Indonesia sederhana seperti : "Satu, dua, tiga". Dan seringkali kita mendengar kata : "Ayo kemari, murah, mahal, bapak, ibu", ketika sedang berbelanja di sana.

Atau bahkan ketika kita membaca papan petunjuk, sering kali penjelasan tersebut ditulis dalam Bahasa Indonesia dalam tata bahasa yang seadanya.

Indonesia adalah pemasok pekerja dan turis yang jumlahnya cukup banyak. Maka dari itu, secara tidak langsung pengaruh budaya Indonesia pun cukup kental dirasakan di sana.


--

Terdapat berbagai macam restoran di berbagai sudut kota. Restoran tersebut umumnya menyajikan masakan Turki dan Indonesia. Kalau ke sana, coba deh makan masakan Turki, selain murah, porsi yang ditawarkan pun cukup banyak!. dengan uang 5 - 6 real (1 real = Rp.2500) kita bisa mendapat sepiring penuh nasi kebuli dengan daging domba.

Porsi tersebut sebenarnya disajikan untuk satu orang, tapi untuk ukuran orang Asia sepiring itu bisa dimakan dengan tiga orang sekaligus.

"Kalau gua? ngapain tiga orang, seorang aja.. perut siap nampung kok!" :)

--

Ketika singgah ke suatu negara, kita ingin merasa diterima dan dihargai sebagai sesama umat manusia. Tetapi, sebagaian besar orang di sana lebih melihat seseorang berdasarkan penampilannya. Seseorang yang berpenampilan bagus, akan lebih dihargai daripada yang berpenampilan biasa aja.

--

Di sekitar Masjid Nabawi, terdapat food court yang menyediakan berbagai macam makanan. Setelah lelah berkeliling kota, gua memutuskan untuk membeli sebuah hamburger di food court tersebut.


Setelah memesan, gua mendapat nomor antrian "98". Sedangkan saat itu, yang sedang dilayani adalah pelanggan dengan nomor antrian 90. Logikanya gua harus menunggu sekitar delapan orang lagi agar pesanan gua selesai dibuat.

Tepat di belakang gua, terdapat beberapa orang Arab yang ikut mengantri. Karena sepertinya mereka sekeluarga, maka pesanan makanan mereka pun cukup banyak. Lalu mereka mendapat nomor antrian "99", tepat satu nomor setelah gua.

Dengan sabar, gua pun menunggu "sebuah" hamburger seharga 4 real yang gua pesan. Pada saat itu calon pelanggan dengan nomor 97 sedang dilayani.

"Wah abis ini nomor 98?!".

lalu petugas kasir berkata: "99!".

Gua kaget!. Segera gua maju ke meja kasir, dengan muka kesal dan menunjukkan nomor antrian ke mereka.
Gua bilang dengan tegas : "Nomor antrian saya 98, kenapa tiba-tiba dilongkap! saya sudah berada di sini sekitar 15 menit untuk sebuah hamburger!".

Melihat gua kesal. Mereka segera memberikan hamburger yang sebenernya sudah selesai dibuat, tanpa ucapan maaf sama sekali.

"*&#^$&^@%&@(!!!!"


-- Kilas Balik

Ketika di tanah air, kita mendapat semacam jaket berwarna hijau dengan lambang bendera di dada. Sebelum keberangkatan, kita diinstruksikan untuk terus menggunakannya ke manapun kita pergi. Karena, jaket tersebut difungsikan sebagai pengenal antara sesama warga Indonesia ketika di sana.

Ironisnya, jaket tersebut semakin membuat kita terlihat jelas berasal dari Indonesia. Orang Arab memandang bangsa Indonesia "hina" dan kaum rendahan dari golongan budak. Maka untuk urusan nomor antrian makanan pun. Kita tidak diprioritaskan.

Saran gua, karena watak mereka keras maka kita juga harus berprilaku keras. Tunjukkan identitas bahwa kita bukanlah orang yang bisa direndahkan begitu saja.

Banyak orang yang memberi saran : "udah ga apa Pandu, ini cobaan".

Kalau semua orang Indonesia memberi saran seperti itu, maka kita memanglah sebuah bangsa yang lemah, tidak berkarakter, dan terus rela untuk ditindas.

Jaket hijau jamaah Indonesia
-- Akhir dari Kilas Balik
---

Tempat yang cukup terkenal di sana adalah "Pasar Seng" yaitu suatu pasar yang letaknya di sekitar Masjidil Haram, Mekah. Kenapa dinamakan "Seng"?. Karena dulunya toko-toko di sana menggunakan penutup atap yang terbuat dari seng, semanjak itulah jamaah Indonesia menyebutnya "pasar seng".

Di pasar itu terdapat bermacam toko yang menjual barang-barang : suvenir, kain-kain, perhiasan, makanan dll. Keberadaan pasar ini cukup terkenal di kalangan wisatawan seluruh dunia, karena barang tersebut dijual dengan harga yang cukup murah dan bisa ditawar, tapi kita harus teliti dalam membeli, sebelum menyesal kemudian.

"Kok menyesal??."

Banyak ibu-ibu menjadi korban ketamakkan dan ketidaktelitiannya. Setelah membeli barang dalam jumlah banyak, ternyata barang yang mereka beli bertuliskan. "Made in Indonesia"!!. Jauh-jauh ke SA cuma buat beli barang dari Tanah Abang! Haha.

Sebenarnya pasar tersebut tidak bisa disebut "pasar seng" lagi, karena pasar itu tidaklah lagi menggunakan penutup seng, melainkan telah menjadi jejeran ruko-ruko sepanjang jalan.

Kondisi Pasar Seng

--

Tapi, gua punya pengalaman kurang menyenangkan, ketika membeli suvenir di sana.

Ketika jalan-jalan, mata gua tertuju kepada sebuah suvenir unik dan murah, berupa batu yang terdapat ukiran dalam bahasa arab dan juga gambar ka'bah.

Sebagai pembeli yang teliti, gua pun melihat kondisi barang secara keseluruhan. Ternyata di salah satu bagian ada yang pecah, segera gua kembalikan barang tersebut dan berkata "barang ini tidak bagus, ada cacatnya, bisa tukar dengan barang lain yang serupa?". Mendadak dia marah-marah dengan bahasa arab dan memasang muka bringas!.

Tidak ingin mencari masalah dengan orang gila, gua pun memutuskan untuk menjauh dari toko itu. Tiba-tiba gua merasa mendapat lemparan cukup keras tepat di punggung gua, reflek gua menoleh ke belakang. Setelah melihat apa yang terjadi, ternyata sang pedagang tersebut melempar barang yang dia jualnya ke gua.

"Sabar-sabar..". Gua pun segera menjauh dan tidak ingin memperkeruh keadaan, sambil berjalan menjauh, gua pun mengangkat tangan gua yang sedang kuat terkepal dan mengangkat jari tengah gua secara tegas. "FUCK YOU!".


Gua ga tau kenapa mendadak gua menjadi pemarah di sana. Mungkin, karena pengaruh daging domba yang selalu gua makan selama di sana. Tekanan darah naik tiba-tiba?!.

--

Untuk informasi tambahan. Mereka paling BT jika ditawar dengan harga rendah. Harusnya mereka sadar dong, kalau emak-emak dari Indonesia itu sadis-sadis nawarnya.

Ketika sedang berjalan di pusat perbelanjaan. Para pedagang biasanya berkata "HALAL..HALAL" untuk menarik perhatian calon pengunjung berbelanja di tokonya. Tapi kalau sang pengunjung terlalu banyak menawar, untuk mengusir biasanya mereka mengatakan "HARAM..HARAM" hehe.


Jadi selalu ingatlah kata-kata "HARAM dan HALAL". HALAL berarti mereka merayu kamu, sedangkan HARAM berarti mereka mengusir kamu.

Oh, ya ga cuma di toko biasa aja lho kita bisa menawar, tapi di dalam mall besar pun kita bisa menawar barang yang akan kita beli. :)

Perbedaan yang tidak lumrah itulah yang akan kita alami ketika berkunjung ke suatu tempat yang baru. Sangat menarik :)

-- TRANSPORTASI

(Bus)


Pemerintah Indonesia telah menyediakan bus gratis yang disebar di berbagai tempat di Haram. Untuk mendapatkan bus gratis itu, cukup cari di pangkalan bus terdekat sesuai dengan maktab kita. Misalkan tempat pemondokan kita berada di maktab 61, maka carilah nomor bus 61 yang berbendera Indonesia di kaca depan bus. Berikut juga dengan maktab-maktab yang lain. Cari aja bus yang bernomor sesuai maktabnya. Mudah kan?

(Jalan Kaki)



Kebetulan suatu hari gua pernah mutusin untuk pergi dari pemondokan dengan berjalan kaki kira-kira sekitar 45 menitan ke Masjidil Haram sendirian. Selain sehat, kita juga bisa melihat hiruk pikuk warga Mekah lebih jelas :)

Tapi hati-hati jika kalian sedang menyebrang jalan. Pengendara di sana seakan tidak mengenal kata "rem". Walaw kita menyebrang jalan melalu jalur yang benar (zebra cross). Mereka tidak akan mempedulikan sama sekali.

Mereka mengendarai kendaraan tanpa menggunakan otak : kasar, cepat, dan tanpa toleransi kepada pengguna jalan lain!.

(Taksi)

Banyak berita negatif beredar. Menerangkan bahwa sebagian besar orang Arab adalah "penjahat kelamin". Maksud gua, kalau lo cewek berhati-hatilah berpergian menggunakan taksi. Banyak rumor mengerikan beredar, jika banyak wanita yang diculik oleh supir taksi, kemudian diperkosa, dan di tinggalkan di suatu tempat.

Gua bahkan diwanti-wanti agar cowok masuk terlebih dahulu ketika masuk taksi lalu perempuan, ketika turun perempuan keluar dahulu kemudian cowok.

"Kenapa?"

Menurut penjelasan, jika perempuan naik taksi duluan. Sang supir bisa tiba-tiba meng-gas mobil dan menculik sang perempuan, begitu juga sebaliknya. Makanya lebih baik ikuti langkah langkah : cowok masuk terlebih dahulu, dan keluar belakangan.

Sebenernya gua antara percaya dan ga percaya. "masa sih orang Arab sebejad itu?". "Terus gimana kalau ternyata supir taksinya homo? bisa-bisa sang cowok yang dibawa kabur?" haha!

Sepengetahun gua sebagaian besar pekerja Arab termasuk supir bus/taksi bukanlah orang lokal, melainkan orang India, Indonesia, Afganistan, Pakistan, dll. Jadi rumor ini boleh percaya atau nggak.

Tapi untuk menghindari hal yang tidak diinginkan, lebih baik ikutin aja :)

-- Slideshow



---


(Bersambung di cerita : Traveling Timur Tengah Bagian II : Kelaparan di Padang Pasir)

3 komentar:

ViajeroCan mengatakan...

big text! i will read as soon as i can, but first i must congratulate you for your personalization of the blog! Looks great!! and i think i will "steal" some add-ons from here to my own hahaha :P

Andhika Panduwinata mengatakan...

Fell free to steal any add ons here. Because i stole : "Histats and Visitor Locations" from yours too jajaja! :P

Anonim mengatakan...

wooow uda haji bang ternyata...

Posting Komentar